Bagaimana Hacker Menggunakan Serangan Credential Stuffing?
1. Apa Itu Credential Stuffing? Credential stuffing adalah teknik serangan siber di mana hacker menggunakan daftar kredensial (username dan password) yang telah dicuri dari satu layanan untuk mencoba mengakses akun di layanan lain. Serangan ini memanfaatkan fakta bahwa banyak pengguna menggunakan kata sandi yang sama di berbagai situs web. Dengan menggunakan alat otomatis, hacker dapat mencoba ribuan hingga jutaan kombinasi username dan password dalam waktu singkat, berharap beberapa di antaranya cocok dengan akun lain. 2. Bagaimana Credential Stuffing Bekerja? Berikut langkah-langkah umum yang dilakukan hacker dalam serangan credential stuffing: 3. Mengapa Credential Stuffing Efektif? Credential stuffing sangat efektif karena banyak pengguna masih menggunakan kata sandi yang sama di beberapa akun. Menurut penelitian, sekitar 60% pengguna menggunakan kembali kata sandi yang sama di berbagai situs web. Ini berarti jika seorang hacker berhasil mendapatkan satu set kredensial yang valid dari satu situs, ada peluang besar bahwa kredensial tersebut juga akan berlaku di situs lain. 4. Dampak dari Serangan Credential Stuffing Serangan credential stuffing dapat berdampak serius, baik bagi individu maupun organisasi: Baca Juga:Inovasi di Bidang Teknik Grafika: Apa yang Akan Anda Pelajari dan Mengapa Itu Penting 5. Cara Melindungi Diri dari Credential Stuffing Untuk melindungi diri dan bisnis dari serangan credential stuffing, berikut beberapa langkah yang dapat diambil: 6. Kesimpulan Credential stuffing adalah ancaman serius di era digital, terutama bagi pengguna yang menggunakan kata sandi yang sama di banyak akun. Hacker memanfaatkan teknik ini untuk mendapatkan akses tidak sah ke berbagai layanan dan data sensitif. Melindungi diri dari serangan ini memerlukan kesadaran tentang pentingnya penggunaan kata sandi yang unik, penerapan otentikasi dua faktor, dan tindakan pencegahan lainnya. Dengan langkah-langkah ini, baik individu maupun organisasi dapat mengurangi risiko terkena serangan credential stuffing. Penulis : Dwi Safitri